Curhat lagi ah, mumpung masih inget. :D
Demokrasi!
Memang sudah jadi hak semua orang untuk mengungkapkan aspirasi mereka. Bahkan kita bebas untuk melakukan yg kita inginkan.
Intim sekali memang jika kita mendengar apa yg namanya kebebasan, karena kebebasan itu identik dengan yg namanya Komunis. Entah apa yg dipikirkan orang komunis, kok bisa menganggap apa yg orang lain miliki, adalah milik kita juga? Kita yg udah usaha mati2an mendapatkan sesuatu/menghasilkan yg kita impi2kan, kok mereka nganggep itu punya gue? usaha woy, orang boker aja "ngeden" masa lo tinggal nongkrong aja udah kluar? masa mau dibilang taik lo brarti taik gue juga. *apasih?* hahaha. . :p
Demokrasi memang bisa jadi suatu upaya untuk mempermudah seseorang dengan apa yg ingin dia lakukan. Hal ini terbukti dengan seringnya seorang bilang "Terserah" jika diberikan suatu pilihan. Misalnya, "Kita mau jalan ke mana/mau makan apa yank?". Saya yakin, jawaban orang yg ditanya seperti itu akan lebih banyak yg menjawab "Terserah deh". *Curhat**Emang**hehe*
Gak nyambung sih pernyataan saya di atas.haha. Karena apapun itu, menurut saya yg namanya demokrasi masih belum memberikan makna yg sebenarnya. Demokrasi bukan berarti orang boleh nyolong uang rakyat dengan pidana tergantung uang sogokan dan pencuri ayam harus dibakar sampe mati karena uang buat jual ayam aja masih kurang buat nyogok.*maksudnya? :D*
Selain itu,demokrasi bukan berarti pihak kita harus selalu menutupi keburukan wiraswasta asing hanya karena mereka mampu bayar sewa mahal dan membongkar keburukan wiraswasta dalam negeri karena mereka bayar pajak lebih murah. *maybe* :D . Kalo pihak pemerintah pintar, pasti mereka memperhitungkan kerugian menjadi pemilik lahan dari perusahaan asing. Sebenarnya untuk apa pemerintah kalau tidak memaksimalkan SDA yg ada di negeri ini? Seharusnya pemerintah itu lebih memiliki pemikiran hebat untuk membangun SDA yg ada. Bukan malah menggali terus dari beberapa oknum, misalnya mahasiswa (melalui PKM) atau program sejenis dan pada akhirnya hanya sebagai event dan tidak tau bagaimana kelanjutannya.
Bagaimana tidak mungkin kalau akhirnya pencetus-pencetus ide tersebut lebih memilih pergi ke luar negeri untuk menyalurkan idenya? karena mereka akan lebih di fasilitasi di sana dibandingkan di sini. Padahal sebenarnya negara kita mampu untuk itu. *parah*
Ada yg salah dengan demokrasi di Indonesia. Perang antar suku, tawuran pelajar, kurangnya kepedulian sosial dan lain sebagainya.
Saatnya kita prihatin terhadap negara kita, prihatin akan apa yg aka terjadi nanti. Prihatin dengan perubahan serta prihatin akan tragedi yg telah terjadi sehingga memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. . Aamiin
0 comments:
Posting Komentar